9.20.2014

when life gives you lemons...

halo. sudah berapa lama ya, saya ga ngeblog? adakah yang menanti-nanti postingan saya? kayanya cuma wida nih yang menanti saya ngeblog lagi.. hehe *ya kan cyong?* well, setahun belakangan agak sulit buat saya untuk rutin ngeblog seperti dahulu kala. setelah postingan sebelum ini, saya sibuk nyari duit, saudara-saudara. bahh sibuk... siapa juga yang hari gini ga sibuk nyari duit? diperjelas: sibuk nyari duit buat kewong ciin!! mihihihi.

iyes. saat ini status saya udah ga jadi pemain tunggal putri lagi a.k.a udah jadi bini orang. udah jadi ibu-ibu pula bahkan. kalau mau flashback lagi sepertinya ga nyangka aja kalau pada akhirnya saya harus memutuskan menikah di umur 25. prediksi saya sewaktu kuliah, kelak saya akan menikah di umur 27. tetot. prediksi meleset.

sebulan setelah menikah, tanpa dinyana *tssahelah bahasanya* saya hamil kakak-kakak sekalian. h-a-m-i-l. mungkin moment melihat hasil testpack kala itu adalah moment terspeechless dalam hidup saya. awalnya saya sempat mengusulkan ide untuk menunda merencanakan kehamilan kepada suami. akan tetapi opsi yang akhirnya kami pilih adalah memasrahkan semuanya, dikasih cepet atau belakangan biar Gusti Alloh yang atur.

okesip.

lalu, bagaimana rasanya menjadi ibu hamil? selama kurang lebih dua bulan pertama, semuanya berjalan lancar. ga ada mual, muntah, ngidam, dsb. hingga pada minggu ke-8, tiba-tiba muncul flek yang makin lama bukan sekedar flek, melainkan udah berubah jadi darah yang banjirnya kayak lagi mens hari pertama. huhuu sempat saya kira itu keguguran karena melihat tidak hanya darah tetapi juga disertai jaringan yang lepas. mungkin semacam jaringan endometrium. kondisi yang saya alami ini istilah kedokterannya disebut abortus imminens. biasanya lumrah terjadi pada kehamilan muda.

setelah dua minggu bedrest dan terapi hormon progesteron, perdarahan pun berangsur-angsur berhenti. saya kembali beraktivitas dan bekerja seperti biasa. setelah kejadian itu hingga akhir trimester kedua, kehamilan saya berjalan lancar dan bahagia. memasuki trimester ketiga, bisa dibilang drama-drama mulai bermunculan. sakit punggung, susah tidur, sering pipis, mual, muntah, dan anemia. bahkan saya sempat diinfus feritin karena kadar Hb yang rendah.

dan drama of drama terjadi di minggu ke-31. tanggal 12 mei 2014, kira-kira jam 4 sore saya mengalami pecah ketuban. hiks. pecahnya ga banyak, hanya bocor setitik. tapi karena bocor setitik ini, kehamilan saya hanya sampai minggu ke-32. Sabtu, 17 Mei 2014 pukul 15.39 saya melahirkan anak pertama saya secara operasi SC. delapan minggu lebih cepat dari hpl. 
kehamilan minggu ke-30.
tidak menyangka kalau dua minggu berikutnya akan melahirkan.
seharusnya saya menyadari sejak awal kalau ibu hamil yang pernah mengalami abortus imminens mempunyai faktor risiko untuk pecah ketuban dini dan melahirkan bayi prematur. mungkin saya kurang peka kalau bayi saya waktu itu udah "capek" mengikuti aktivitas saya. ditambah lagi waktu itu saya juga ngalamin Braxton Hicks.

huffftttt. sebenernya ga mudah bagi saya untuk menulis cerita ini. pertama, karena sifatnya personal. kedua, saya jadi sedih kalau mengingat-ingat kejadian itu. tetapi mudah-mudahan dari cerita ini, mbak-mbak yang suatu hari akan hamil atau yang sedang hamil bisa lebih aware lagi dengan kandungannya. 

kadang hidup memang harus seperti buah lemon. asem dan kecut. mungkin memang harus dikasih yang asem-asem supaya hidup kita jadi lebih bermakna dan bisa jadi orang yang lebih bersyukur. dan diingetin lagi kalo manusia hanya bisa berusaha, tetapi Allah SWT yang menentukan.

cerita preterm labor dan pengalaman di NICU akan saya share selanjutnya, ya!

Ciao Bella!
Pic from here